Hebel Menjadi Alternatif Bata Merah

Posting Komentar

Mengenal Hebel

hebel berwarna dasar putih (foto: Arch Daily)
hebel berwarna dasar putih (foto: Arch Daily)
Hebel atau bata ringan adalah bata yang terbuat dari adonan pasir silika, gypsum, batu kapur, semen, air dan aluminium bubuk. Adonan tersebut kemudian diawetkan dengan cara dipanaskan dan diberi tekanan tinggi menggunakan alat yang autoclave. Dengan begitu, hebel memberikan kedapan suara serta tahan akan api dan jamur. Hebel dapat digunakan untuk bagian eksterior dan interior bangunan dan dapat diwarnai menggunakan campuran stucco atau papan plastik. Pemasangannya yang cepat dan mudah, dapat menjadikan hebel populer di masyarakat.
Hebel cocok untuk bangunan tinggi dengan temperatur yang bervariasi. Bangunan tinggi yang menggunakan hebel hanya membutuhkan sedikit baja dan beton sebagai pondasinya karena bobot hebel yang ringan. Adukan semen yang dibutuhkan untuk menempelkan hebel juga hanya sedikit karena sambungannya lebih sedikit. Hebel cocok untuk bangunan di tempat bersuhu rendah karena mampu menyimpan panas dengan baik sehingga tidak perlu menambahkan material lain hanya untuk kehangatan. Hal ini menjadikan bangunan Anda lebih cepat selesai dan mengurangi biaya.


Hebel sebenarnya adalah nama merk dagang. Hebel diproduksi di Indonesia pertama kali oleh PT Hebel Indonesia pada tahun 1995 di Jawa Barat. Saat itu penjualan hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. PT Hebel Indonesia sudah bangkrut beberapa tahun lalu, dan bermunculan perusahaan lain yang memproduksi bata ringan. Namun masyarakat lebih mengenalnya sebagai hebel ketimbang bata ringan sehingga menyebut bata ringan sebagai hebel hingga saat ini.
Salah satu alasan orang menggunakan hebel selain teruji stAndar SNI juga harganya yang ekonomis, terjangkau. Mau punya rumah dengan desain mewah tapi dengan harga yang masih masuk akal? Cek pilihan rumah di kawasan Alam Sutera dengan harga di bawah Rp1 M 

2. Jenis – Jenis Hebel

terdapat 2 jenis hebel (foto: Home Designing)
terdapat 2 jenis hebel (foto: Home Designing)
Dilansir dari Hebel Indonesia, hebel memiliki 2 jenis. Yang pertama adalah hebel AAC. AAC dihasilkan dari adonan yang terdiri pasir silika, gypsum, batu kapur, semen, air dan aluminium bubuk. Adonan ini harus dicampur dengan sempurna dan akan mengembang selama 8 jam. Bubuk aluminium berfungsi sebagai pengembang dan mempengaruhi kekerasan hebel.
Kemudian adonan hebel dipotong sesuai ukuran. Lalu adonan dimasukan ke dalam autoclave. Alat ini akan memanaskan dan memberikan tekanan tinggi bagi adonan hebel sehingga adonan menjadi kering dan matang. Terjadi reaksi kimia ketika pasir silika, gypsum, batu kapur, semen, air dan alumunium bubuk dicampurkan. Bubuk aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang terdapat di dalam pasir silika dan air sehingga menciptakan hidrogen. Hidrogen ini membentuk gelembung udara dalam campuran hebel tersebut. Gelembung udara meningkatkan volume adonan sebanyak seratus persen dari volume awal. Pada akhir proses, hidrogen akan terlepas dan udara akan menggantikannya. Rongga – rongga udara yang terbentuk membuat hebel menjadi ringan.


Yang kedua adalah hebel CLC. CLC adalah hebel selular yang proses pengawetannya dilakukan secara alami, hebel konvensional yang kerikilnya digantikan dengan gelembung udara yang menggunakan busa organik sehingga tidak terjadi reaksi kimia ketika pembuatan adonan. Udara di CLC hanya berfungsi sebagai media untuk membungkus udara. Pada CLC, gelembung udara dihasilkan secara terpisah antara satu dengan yang lainnya sehingga penyerapan air lebih sedikit dari AAC.

3. Aneka Ukuran Hebel

 hebel memiliki berbagai macam ukuran (foto: Watkins Concrete Block)
hebel memiliki berbagai macam ukuran (foto: Watkins Concrete Block)
Secara umum, hebel memiliki 5 ukuran di pasaran. Namun sebelum Anda memilih hebel, lebih baik Anda hitung terlebih dahulu berapa hebel yang Anda butuhkan. Hal ini berguna agar Anda memiliki gambaran seberapa banyak hebel yang Anda beli sehingga Anda tidak kelebihan atau kekurangan saat pembangunan berlangsung. Berikut akan dijelaskan perhitungannya untuk Anda.
Harga hebel per kubiknya tentu lebih mahal daripada bata merah. Ambil saja satu contoh harga bata ringan merk citicon 1 kubiknya adalah Rp675,000 – Rp690,000.
Namun, karena ukurannya yang lebih besar dari bata merah, pengerjaan konstruksi dinding menjadi lebih cepat dan rapi. Selain itu, hebel memiliki bobot yang cukup ringan yang menyebabkan banyak pengembang memilih bata ringan dibandingkan bata merah.
Menghitung 1 kubik (m3) dibutuhkan berapa hebel ini sedikit berbeda dengan cara menghitung kebutuhan jumlah bata merah. Karena dari ukurannya pun berbeda. Begitu juga saat memasang hebel, tidaklah sama dengan cara memasang bata merah. Jika memasang bata merah dibutuhkan campuran semen dan pasir, pemasangan hebel membutuhkan semen mortar sebagai perekat. Satu kaleng mortar seberat 40 kg dapat digunakan untuk memasang 10m2 luas dinding dengan ketebalan 3mm.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan bata ringan untuk konstruksi dinding, maka terlebih dahulu harus mengetahui ukuran bata ringan. Bata ringan yang dijual di pasaran terdiri dari ukuran sebagai berikut:
  • panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 7.5cm
  • panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 10cm
  • panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 12,5cm
  • panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 15cm
  • panjang 60cm, lebar 20cm, tebal 20cm
Sesuaikanlah spesifikasi dan ukuran dari hebel yang akan Anda beli supaya proses pemasangannya bisa menjadi lebih mudah lagi dan tidak membuat repot.

4. Kelebihan dan Kekurangan Hebel

hebel dengan kelebihan dan kekurangannya (foto: Home Designing)
hebel dengan kelebihan dan kekurangannya (foto: Home Designing)
Hebel telah diproduksi selama lebih dari 70 tahun dan memiliki beberapa kelebihan. Yang paling mencolok adalah rendah akan pengaruh lingkungan. Namun, masih ada beberapa kelebihan lainnya beserta dengan kekurangannya, yaitu:

a. Kelebihan Hebel

  • Mengurangi perubahan suhu ruangan yang drastis
  • Strukturnya yang poros membuatnya tahan api
  • Tingkat keakuratan dalam pemotongan tinggi sehingga mengurangi pembuangan sisa potong
  • Material yang digunakan efisien sehingga memiliki dampak minim bagi lingkungan dari awal proses pembuatan hingga pembuangan sampah sisa
  • Bobotnya yang ringan menjadikannya lebih murah dalam transportasi, ongkos tukang, dan memperbesar kemungkinan bertahan jika terjadi gempa bumi
  • Ukurannya yang lebih besar sehingga lebih cepat selesai pengerjaannya
  • Mengurangi biaya proyek untuk konstruksi yang sangat besar
  • Ramah lingkungan
  • Memberikan ventilasi yang baik
  • Tidak mengandung gas beracun
  • Lebih tahan lama

b. Kekurangan Hebel

  • Pemasangan yang dilakukan ketika hujan. Terkadang hebel akan menjadi retak setelah pemasangan. Untuk menghindarinya, kurangi takaran semen mortar dan pastikan hebel telah mengering seutuhnya.
  • Hebel bersifat rapuh sehingga dalam penanganannya harus berhati – hati
  • Jika Anda ingin menggantungkan lukisan atau semacamnya, sekrup yang digunakan harus panjang dan tipis.

Tips Rumah.com

Hindari untuk memaku batu hebel karena akan membuatnya menjadi retak dan hancur.

c. Perbedaan Hebel dan Bata Merah

Dilansir dari John Irwin Chicago, perbedaan signifikan terlihat dari bentuknya. Jika Anda menggunakan bata merah sebagai dekorasi, mungkin hebel akan memberikan pilihan yang lebih baik. Hebel memiliki berbagai macam bentuk, dari kotak atau segitiga hingga segi delapan dan trapesium. Sedangkan bata merah, bentuknya terbatas dan tradisional seperti bujur sangkar. Hebel juga bisa diukur untuk memberikan kesan unik.
Begitulah kira – kira pembahasan mengenai hebel. Semoga artikel ini memberikan manfaat bagi Anda. Ukurlah terlebih dahulu hebel yang Anda butuhkan dan biaya yang Anda akan keluarkan untuk mendirikan bangunan Anda agar Anda dapat memaksimalkan bujet Anda.

Related Posts

Posting Komentar